Jadi saat ini aku lagi makan. Dan sambil membunuh kebosanan di saat makan ini, aku pergi menjelajahi blog punya temen-temen. Terus, pas lagi menjelajah, aku menemukan postingan ini yang isinya adalah surat dia untuk dirinya di tahun 2018. Istilahnya, a letter to the future me gitu. Setelah baca, aku pun tertarik untuk menulis sebuah surat untuk diriku. Tapi bukan untuk diriku di masa depan.. melainkan untuk diriku di masa lalu.

Berikut suratnya:

.

Dear 15 years old Me,

Konbawa. Halo.. aku adalah dirimu 8 tahun di masa depan. Saat menulis ini, aku sedang menikmati suatu kedamaian dengan perut yang kenyang. Pikirku melayang, berandai-andai kalau surat ini bisa menembus waktu ke masa lalu. Dan entah bagaimana caranya, kau bisa membaca surat ini meski tanpa bantuan internet. Hahahaha..

Halo, diriku yang dulu. Bagaimana kabarmu? Apa yang sedang kau lakukan? Baru pulang kerja setelah shift malam? Bagaimana keadaan Kai? Apa dia sudah ceria?

Halo, diriku yang dulu. Bagaimana tabunganmu? Sudahkah cukup untuk pergi dan lari dari tempat itu? Tapi yang lebih penting dari itu adalah perut Kai yang kenyang serta senyumnya yang manis.

Aku, saat menulis surat ini, sudah berusia 23 tahun. Desember ini umurku akan berubah menjadi 24. Iya, kau berhasil hidup sampai sejauh ini. Kai? Tenang saja.. dia masih terus bersamaku. Dan kali ini, senyumnya lebih lebar dari yang dulu. Badannya jauh lebih gemuk dan sudah mulai rajin makan. Hehehe..

Halo, diriku yang dulu. Aku sekarang sudah kuliah. Ya, cita-cita kita untuk kuliah telah tercapai. Walau sedikit melenceng dari dugaan, tapi yang penting kita telah berhasil. Jurusan yang kugeluti nggak semudah yang orang-orang katakan. Jurusan ini juga nggak sesimpel yang orang-orang bayangkan. Banyak sekali twist di dalamnya. Dan kalau nggak berhati-hati, kalau nggak pintar mengontrol diri, kita akan terjerumus dan menjadi seperti mereka. Jurusan apa yang sedang kugeluti? Itu rahasia yang nantinya akan terbuka ketika kau berusia 20 tahun. Hahahaha..

Halo, diriku yang dulu. Menjelang usia 23 ini, banyak sekali cita-cita bermunculan. Banyak sekali ilmu yang kutimba. Banyak sekali teman yang kudapat. Banyak sekali kisah-kisah menarik setelah usiamu beranjak 16. Kau punya banyak teman, punya kehidupan yang layak, kau memiliki cita-cita baru yang lebih besar dan lebih menantang.. Kau jadi manusia baru. Terlebih lagi, kau sekarang menyayangi Kai lebih dari apapun.

Cita-cita apa yang bermunculan? Begitu banyak dan aku agak malu mengungkapkannya karena surat ini juga bisa dibaca banyak orang. Hahaha.. tapi yang jelas, tujuan itu sangat menantang. Jalan yang harus kau tempuh untuk meraihnya agak sulit dan harus dilakukan dengan banyak pertimbangan. Meski begitu, aku tetap tidak akan menyerah untuk menggapainya karena ini adalah pilihan yang kupilih.

Halo, diriku yang dulu. Kau berhasil hidup sampai sekarang. Aku tau, kau nggak akan terpikir untuk hidup selama ini. Aku tau, kau selalu berpikir akan tewas di suatu hari sebelum mencapai usia 20.

Halo, diriku yang dulu. Aku tau kau sudah melewati banyak hal buruk. Segala pengorbananmu nggak sia-sia. Segala usahamu membuahkan hasil. Semangat hidupmu terus membara hingga kini. Saat ini pun.. aku masih merasakan kobaran semangat hidup dirimu yang dulu. Saat ini pun.. aku masih merasakan luapan nafsu untuk menikmati hidup beserta suka-dukanya. Dan lagi.. hidupmu sekarang masih terdedikasi untuk Kai seorang.

Halo, diriku yang dulu. Sakit hati ketika Kai dilukai masih terasa. Namun, sekarang aku sudah bisa memaafkannya. Kuharap, kau juga memaafkan orang itu secepatnya. Tidak ada gunanya membenci.. tak ada gunanya memendam dendam. Sama sekali tak ada gunanya. Malah, kau terhalang. Dan itu benar-benar tak mengenakkan.

Halo, diriku yang dulu. Aku sudah belajar untuk memaafkan diri sendiri. Aku juga sudah belajar untuk mengontrol diri.. tak ada lagi Kyle yang mudah marah, tak ada lagi bocah yang dengan mudahnya mengumbar emosi. Apa yang kau alami selama 8 tahun ini memberi banyak pelajaran. Kau bertemu orang-orang hebat. Kau bertemu teman-teman yang setia.. teman-teman yang senantiasa membimbingmu ke tujuan kita. Mereka teman-teman yang mau mengingatkan ketika kita salah jalan. Mereka orang-orang baik. Dan kau akan segera bertemu dengan mereka.

Halo, diriku yang dulu. Jika kau bisa melihatku sekarang, banggakah kau pada dirimu 8 tahun di masa mendatang? Banggakah kau pada apa yang kulakukan sekarang? Banggakah kau pada apa yang telah kucapai.. kuraih selama 8 tahun ini? Sudahkah apa yang kau inginkan terkabul? Atau.. aku sudah melupakan sesuatu? Adakah yang berubah pada dirimu di usia 23 tahun ini? Kalaupun ada, kuharap tidak banyak perubahan.

Halo.. diriku yang dulu..

Aku ingin bertemu denganmu dan membawamu ke 8 tahun mendatang. Aku ingin mengenalkanmu pada teman-temanku, pada keluarga baruku, dan juga.. pada Kai yang baru. Aku ingin kau melihat kehidupanku sekarang, membuatmu bangga dan membuatmu semakin semangat. Tapi di lain pihak, aku juga ingin merahasiakannya darimu. Anggaplah ini sebagai kejutan dariku untukmu.. dari Tuhan untukmu.. dari dunia untukmu.

Halo, diriku yang dulu..

Tetaplah semangat dan cintai apa yang kau lakukan sekarang. Tetaplah kejar tujuanmu sampai dapat. Belajarlah, berjuanglah. Dunia berputar, keadaan berubah. Kau yang kukenal adalah seorang cowok yang rela meninggalkan hal yang dicintainya demi sesuatu yang berharga.. seperti impian dan Kai.

Halo, diriku yang dulu,

Just a hint. I’m not in Japan, anymore.

Sampai jumpa, diriku yang dulu. Suatu saat nanti, kita akan bertemu. Tataplah cermin, dan sebutlah namaku.. Arakawa Kyle.

Ps: You love whiskey and cigarette too damn much.

.

Ciao!

5 thoughts on “A Letter

Leave a comment