Hey, kamu.. iya, kamu.

Kamu yang sedang duduk di sana, berdiam diri sambil menunggu.

Memandang jauh, memantau aku.

Menahan resah, memendam rindu.

Tunggu aku.

.

Ada satu hal yang paling nggak bisa kulakukan.. yaitu menyerah. Aku bukan tipikal orang yang pintar dalam hal menyerah. Aku nggak ahli.. selalu saja gagal, entah kenapa. Ketika keadaan sudah menekan dengan orang-orang sekitar yang memaksaku untuk menyerah. Ketika tubuh ini sudah penuh luka dan tidak mampu lagi berdiri. Tetap saja tubuh ini bandel, memaksa berdiri dan ingin terus berlari.

Memang, aku ingin sekali menyerah.. ingin sekali aku berbaring dan beristirahat dengan tenang di atas rerumputan, ditempa angin sepoi-sepoi, di suatu hari yang cerah. Sayangnya, tidak bisa. Sudah pernah kucoba, namun gagal. Tetap saja ujung-ujungnya aku berdiri dan kembali berlari. Meski kaki ini sudah patah.. tidak tau diri.

Aku pintar mengejar. Selama belum ada perintah untuk berhenti mengejar, aku tidak akan berhenti. Insting serigalaku aktif sekali di saat-saat seperti ini. Aku hanya ingin berlari dan mengejar apa yang menjadi sumber kebahagiaanku.. seperti anjing yang mengejar frisbee. Ah, apa bedanya aku dengan Golden Retriever? Ckckck.

Meski sederhana untuk manusia lain, tetapi, tetap frisbee memberiku kebahagiaan. Kata siapa kebahagiaan harus rumit? Aku bahagia dengan yang sederhana-sederhana saja. Asal ada frisbee kesayanganku – frisbee yang bisa kugigit-gigit di saat menunggu jam makan siang-ku sebagai anjing, frisbee berwarna cerah yang menarik perhatianku meski aku buta warna total, frisbee bulat yang mampu membuatku merasa ditemani – aku bahagia. Dan jika frisbee itu dilempar, maka aku akan mengejarnya. Kalau frisbee itu hilang, aku akan mencarinya. Tidak, aku tidak mau frisbee yang baru.. aku hanya mau frisbee-ku kembali – pasti batinku akan mengatakan itu kalau aku benar-benar menjadi seekor anjing.

Terkadang, aku berpikir, bila aku dan frisbee-ku bertukar posisi, apa dia akan mengejarku seperti aku mengejarnya? Apa dia akan berusaha mencariku seperti aku mencarinya ketika hilang? Apa dia akan berusaha membuatku tetap berada di sampingnya seperti aku berusaha membuatnya tetap berada di sampingku?

Memang, aku juga ingin dikejar oleh frisbee, sesekali. Sekali saja aku ingin frisbee itu berbalik arah dan menghampiriku ketika dilempar.. seperti boomerang. Sekali saja, aku ingin merasakan menjadi yang dikejar dan diperjuangkan. Sekali saja aku ingin duduk dan menunggu frisbee itu kembali dengan sendirinya. Sayangnya, tidak bisa. Insting anjingku terlalu kuat. Kakiku pasti gatal ingin mengejarnya.

.

Aku tidak berbakat dalam menyerah.. dalam hal apapun. Dalam mencari ilmu, dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaanku, juga dalam cinta. Sebesar apapun keinginanku untuk duduk diam dan menyerah karena sudah terlalu lelah, sebesar apapun motivasiku untuk melakukannya, pasti selalu gagal. Aku akan berakhir mengejar apa yang kuincar. Aku akan bangkit kembali untuk kembali berjuang. Dan aku tau, aku tidak akan berhenti sampai aku mendapatkan apa yang kumau.

Kurasa, karena ini pula aku selalu mendapatkan apa yang kumau.. aku keras kepala dan tidak berbakat dalam menyerah.

Mungkin aku bodoh? Ketika jelas-jelas aku akan gagal, tapi aku tetap berjuang. Terkadang, aku memiliki pemikiran seperti itu. Aku meningkatkan rasionalitasku. Tapi, gagal lagi! Ya Tuhan, apa yang salah denganku? Kenapa aku sekeras kepala ini?

.

Aku tidak berbakat dalam menyerah. Aku kepo.. aku tidak akan berhenti sebelum mendapat jawaban. Meski ada saat-saatnya aku beristirahat.. saat-saat dimana kupikir aku sudah menyerah. Sialnya, itu bukan menyerah.. tetapi beristirahat untuk mengumpulkan tenaga sebelum aku mulai berburu kembali.

Ah, menyebalkan sekali. Keras kepala akut.

.

Tapi, kenapa juga aku harus melawan? Bukankah bagus kalau aku tidak berbakat dalam menyerah? Itu artinya aku tidak akan berhenti.. dan aku senantiasa menyingkirkan atau melangkahi siapapun yang menghalangi jalanku. Aku tidak peduli seberharga apa benda yang kukejar untuk orang lain.. yang penting untukku adalah, ketika aku menginginkannya, aku harus mendapatkannya.. bagaimanapun caranya.

Jadi, bersiaplah. Sekarang energiku sudah terkumpul semua. Aku akan mengejarmu, wahai frisbee. Ketika aku menginginkanmu, maka aku harus mendapatkanmu. Apalagi, kamu adalah frisbee kesayanganku yang hilang.. siapa yang rela melepasmu begitu saja dan menggantikannya dengan frisbee yang baru? Memangnya, frisbee lain akan semenyenangkan kamu? Cih.

Tidak ada frisbee semenarik kau. Frisbee warna kelabu yang memudar di mataku. Frisbee dengan goresan bekas taringku. Frisbee dengan bercak tanah di sekujur tubuhmu. Frisbee dengan aroma rumput basah di taman. Frisbee dengan aroma khas yang kuhafal dan kusuka. Tidak ada yang bisa menggantikan frisbee sepertimu. Mungkin ada banyak yang serupa, tetapi mereka pasti bau plastik baru – tidak enak, eww.

.

Aku akan mengejarmu, wahai frisbee.

Tertanda,

Anjing yang mencintaimu.

4 thoughts on “Sorry, I’m Not Good At Giving Up

Leave a comment