Jadi, di blog ini aku bakal sering me-mention nama Kai. Buat yang baru pertama kali datang mengunjungi blogku, mungkin bertanya, Kai itu siapa?

Well, Kai itu adik kembar saya. Karena kembar, jelas umurnya dia sama denganku. Tingginya pun nggak jauh beda denganku: aku 193cm, dia 189/190cm. Kai itu perawakannya kurus, rambutnya ikal hitam dan lembut, kulitnya pucat (keturunan dan jarang kena matahari). Secara pribadi, Kai itu anaknya pendiam dan penurut. Aku sayaaaannnggggg banget sama dia.

Akhir-akhir ini efek dari masa kecil yang kurang menyenangkan mulai terlihat lagi. Jadi aku lebih sering menghabiskan waktu bersama dia dibandingkan sama teman-teman di kampus. Aku memanjakannya seperti anak kecil, walau sebenarnya Kai saat ini nggak bisa dikategorikan sebagai orang dewasa ataupun anak-anak.

Karena Kai jadi kayak anak kecil, dia jadi terlihat kayak anak kecil bertubuh besar dan anteng. Nggak semua orang mengerti tentang kondisi psikologisnya. Makanya aku jarang bolehin dia keluar sendirian. Gara-gara ini, sebagian besar orang melihat dia sebagai (maaf) idiot. To me, Kai is just a little boy stuck in his 23 y/o body. He’s nice, he’s cute, and is highly intelligent both in spiritual and intelectual side.

Kai itu bisa ‘melihat’. Kadang, kalau dia lagi ‘aktif’, dia suka ngobrol sendirian di kamar. Kalau ditanya, dia ngobrol sama penghuni kamar atau temen barunya. Aku, sebagai kembarannya, nggak bisa melihat apa yang dia lihat. Aku nggak punya kekuatan yang dia miliki. Tapi aku nggak pernah takut sama Kai karena aku bukan manusia terbelakang yang kalau ada orang bilang ‘di sana ada makhluk halus’ langsung jerit-jerit dan bilang orang itu gila atau nakut-nakutin.

Kai punya sebuah trauma yang bisa kapan aja kambuh kalau dia lagi bengong atau pergi sendirian ke suatu tempat. Biasanya dipicu dengan flashback-flashback yang datang tiba-tiba. Ini salah satu alasan kenapa aku nggak ngebolehin dia buat pergi sendirian keluar rumah. Kadang, kalau kambuhnya pas di rumah, dia bakal kumanjain sejadi-jadinya sampai dia merasa bener-bener2 nyaman dan berhenti nangis. Biasanya, kupeluk sampai ketiduran, kubikinin susu panas, atau kubacain buku cerita. Kalau dia lagi nggak mau diajak ngobrol, dia kubiarkan nangis sampai dia puas (habis itu ketiduran *gemes*).

Anak ini kalau udah manja, pasti dia selalu ngikutin apa yang kulakukan. Misalnya, pakai baju kembaran atau duduk di depan komputer dan pura-pura nulis blog. Pokoknya manis lah.

Kai juga anaknya pemalu. Dia cenderung menjawab pertanyaan singkat-singkat karena nggak tau apa yang mau dijawab (bukan karena sombong atau dingin). Kalau ditanya, dia bakal jawab, walau jawabnya juga malu-malu.

 

dah, segitu aja.

ciao!

16 thoughts on “Tentang Kai Nasution

  1. Ceritanya keren dan menyentuh. Suka 🙂
    Maaf kalo ngepoin blognya abang Kyle, tapi gw suka sama semua cerita yang berkaitan tentang Kai. Kalian hebat.
    Boleh request? Bisa perbanyak cerita tentang Kai dan Kyle? Rasanya terharu deh ngebaca dekatnya persaudaraan kalian. Heheh

    Like

    1. halo 😀
      hahaha, makasih ya, udah baca blognya. hehe

      sebenarnya, banyak cerita antara aku dan kai. tapi umumnya cuma sekilas percakapan biasa aja. kalau cuma percakapan singkat, biasanya kupost di twitter aja, @AbangKyle bisa difollow, kok, saya nggak menggigit. 😀

      Like

  2. Sebenernya udah ngepoin twitternya abnag Kyle juga makanya jadi bisa buka-buka blog ini. hehehe
    Tadi pas ngepoin (lagi), aku baca tweet abang Kyle yang menandakan abang Kyle udah baca comment aku kemarin, eh jadi buru-buru lari ke komputer buat buka blog abang Kyle lagi. hahaha Senengnya berasa dapet undian 😀

    Like

    1. oke oke. udah difolbek, kok..
      hahaha, kenapa nggak berani? saya nggak menggigit, kok. kalopun menggigit, udah dipasangin tali kekang sama Kai.

      Like

    1. ooh, temennya sherly. hahaha..
      aku sempet baca blogmu, ngiranya kau anak SMA :p
      well, feel free to ngepoin saya. semoga anda nggak nyesel. hahahaha

      Like

Leave a comment